AUGUSTE COMTE
SURJONO SUKANTO
Selasa, 27 November 2012
TUGAS 2
TUGAS 2
DI FATUULAN, GENERASI MUDA DAN TUA BERJARAK, KEMUDIAN BERSAMA
Membicarakan
pemuda seperti memacak diri di depan kaca karena bagi kelompok yang
lebih muda, kegiatan ini biasanya menggugah mereka untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik di waktu mendatang. Sebaliknya , bagi anggota
masyarakat yang berusia tua, hal ini seperti mengkilas balik hidup
mereka dan membandingkannya dengan yang sekarang. Hal itulah yang
terjadi di desa Fatuulan, 12 Agustus 2005 yang lalu, ketika sebanyak 164
anggota masyarakat berkumpul dan memperingati Hari Pemuda Sedunia.
Di desa yang
terletak di Kecamatan Kie ini, CWS Indonesia mengadakan pertemuan, Dalam
pertemuan itu, dibentuk kelompok masing-masing yang mendiskusikan
masalah-masalah Kepemudian yang terjadi didesa Fatuulan, apa
penyebabnya, dan bagaimana pemecahannya. Menarik sekali memperhatikan
jawaban-jawaban yang terlontar, apalagi karena mereka yang berdiskusi,
berasal dari generasi-generasi yang berbeda. Hal yang menjadi masalah
bagi kelompok generasi muda ternyata berbeda jika dilihat dari kaca mata
tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah.
Minuman keras
misalnya, menempati prioritas pertama yang dianggap pemuda sebagai
masalah, sedangkan bagi kelompok pemerintah dan tokoh agama masalah
utama dalam masyarakat adalah masalah hamil diluar nikah. Mereka malah
tidak melihat minum minuman keras sebagai masalah. Jadi, memang harus
diakui, hal ini menunjukan bahwa ada jurang yang cukup besar antara
generasi muda dan tua.
Perbedaan
pandangan antar generasi jugalah yang terlihat ketika mereka
mendiskusikan masalah hamil diluar nikah. Pemuda melihat masalah itu
sebagai kurangnya perhatian dari orang ua dan tidak adnya persetujuan
dari orang tua atas pasangan yang dipilihnya. Sementara, kelompok yang
lebih tua memandang bahwa masalah itu disebabkan oleh pemuda itu sendiri
yang terlalu bebas bergaul, atau penipuan dari laki-laki yang meniru
perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak perbedaan sudut pandang
antardua generasi ini. Demikian juga sisi solusi. Pemuda mengaharapkan
adanya komunikasi yang lancar dari orang tua untuk memecahkan masalah
ini. Generasi tua umunya mengambil jalan “pembinaan” sebagai
penyelesaiannya.
Nah,kasus diatas
hanya secuil dari segudang fakta yang menggambarkan jarak antara pemuda
dan generasi sebelumnya. Masih ada lagi hal lain, seperti pemuda merasa
selama ini tidak dilinatkan dalam rapat-rapat desa. Hal ini kemudian
ditanggapi positif oleh kelompok pemerintah dengan mengajak para pemuda
untuk membentuk badan pengurus pemuda tingkat desa, sehingga aspirasi
mereka tertampung.
Akhirnya,
aktivitas yang berlangsung dengan kritis selama 6 jam dan diikuti 74
orang pemuda serta 90 generasi tua ini, ditutup dengan berdansa
poloneis. Dansa poloneis merupakan tarian rakyat Timor, sebagai tanda
kebersamaan antardua generasi, bukan untuk berjarak.
Sumber : www.cwsindonesia.or.id, 12 Agustus 2005
Pertanyaan Diskusi :
1. Apa yang menjadi penyebab perbedaan cara pandang antara kelompok generasi tua dan kelompok generasi muda?Menurut saya, penyebab terjadinya perbedaan pandangan itu adalah perbedaan pengalaman hidup, pengaruh tingkat kedewasaan, dan adanya keinginan untuk membela kelompok sendiri berdasarkan kesamaan jenis yang sama.
1. Apa yang menjadi penyebab perbedaan cara pandang antara kelompok generasi tua dan kelompok generasi muda?Menurut saya, penyebab terjadinya perbedaan pandangan itu adalah perbedaan pengalaman hidup, pengaruh tingkat kedewasaan, dan adanya keinginan untuk membela kelompok sendiri berdasarkan kesamaan jenis yang sama.
Contoh dari penyebeb ketiga (adanya keinginan untuk membela kelompok sendiri berdasarkan kesamaan jenis yang sama) dapat dilihat dari kasus si faatulan, yaitu :
“Perbedaan pandangan antar generai jugalah yang terlihat ketika mereka mendiskusikan masalah hamil di luar nikah. Pemuda melihat masalah itu sebagai kurangnya perhatian dari orang tua atas pasangan yang dipilihnya. Sementara, kelompok yang lebih tua memandang bahwa masalah itu disebabkan oleh pemuda itu sendiri yang terlalu bebas bergaul, atau penipuan dari laki-laki yang meniru perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak perbedaan sudut pandang antara dua generasi ini. Demikian juga dari sisi solusi. Pemuda mengharapkan adanya komunikasi yang lancar dari orang tua untuk memecahkan masalah ini. Generasi tua umumnya mengambil jalan “Pembinaan” sebagai penyelesaiannya”.
2. Bagaimana pola hubungan keduanya?Pola hubungan mereka biasanya di dalam sebuah musyawarah selalu sering mencocokan satu sama lain antara satu pandangan dengan pandangan yang lain antara kelompok generasi tua dan kelompok generasi muda .
3. Apa solusi terbaik agar kedua kelompok dapat hidup dinamis dan harmonis?Solusi agar hubungan kedua kelompok itu dinamis dan harmonis adalah dengan saling menghargai dan menumbuhkan sikap toleransi terhadap sebuah pendapat dari kedua belah pihak
TUGAS 1
(aktifitas)
- carilah bahan sebanyak mungkin tentang kelompok mayoritas dan minoritas! Apakah kedua kelompok itu juga termasuk kelompok sosial? Bagaimana hubungan antara keduanya?
Kinloch
berpendapat bahwa kelompok orang yang disebut sebagai mayoritas adalah
orang-orang yang memiliki kekuasaan, menganggap dirinya normal dan
memilik derajat lebih tinggi. Sedangkan kelompok lain yang dianggap
sebagai kelompok minoritas adalah mereka yang tidak memiliki kekuasaan,
dianggap lebih rendah karena memiliki ciri tertentu: cacad secara fisik
ataupun mental sehingga mereka mengalami eksploitasi dan diskriminasi.
(Kinloch, 1979: 38)
Konsep
mayoritas disini didasarkan oleh dominasi kekuasaan, bukan dominasi
oleh jumlah anggota. Kelompok mayoritas bisa saja berjumlah lebih kecil
daripada minoritas. Sebagai contoh adalah saat politik apartheid dicanangkan
di Afrika Selatan, jumlah orang berkulit putih lebih sedikit daripada
jumlah orang berkulit hitam. Akan tetapi kelompok kulit putih memiliki
kuasa terhadap kelompok kulit hitam. Selain itu, hubungan antarkelompok
yang didasarkan konsep mayoritas dan minoritas dipengaruhi juga oleh
konsep kebudayaan mayoritas dominan (dominant majority culture) yang diangkat oleh Edward M. Bruner.Sebagai
contoh adalah di kota Medan terdiri atas sejumlah kelompok minoritas
tanpa adanya suatu kebudayaan yang dominan sehingga berkembang
persaingan yang ketat antara setiap etnik, dan hubungan antar etnik
terjadi ketegangan.
2.Amatilah masyarakat anda,bagaimana pola hubungan antarkelompok sosialnya? buatlah analisisnya dalam bentuk tulisan! anda bisa mengirimkan tulisan anda ke majalah sekolah atau ke surat kabar.
2.Amatilah masyarakat anda,bagaimana pola hubungan antarkelompok sosialnya? buatlah analisisnya dalam bentuk tulisan! anda bisa mengirimkan tulisan anda ke majalah sekolah atau ke surat kabar.
Setelah
saya menganalisis pola hubungan antar kelompok sosial di masyarakat
daerah saya yaitu di desa Pasir Suren kec.Palabuhan ratu, saya
menganalisis bahwa di daerah saya bertipe-kan kelompok primer atau
saling mengenal anggotanya , serta terdapat kerja sama yang bersifat
pribadi, dimana orang dapat akrab satu sama lain.
Langganan:
Postingan (Atom)